Pendaftaran

Rabu, 18 April 2012

Kenapa Karang Bolong Itu Berlubang?

Oleh: Pradikha Bestari 
http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Cerita-Kita/Cerita-Misteri

Ceritanya, pada zaman dahulu kala di Kampung Bintang Laut di Negeri Bawah Laut hiduplah seekor bintang laut kecil bernama Ulia. 
Sst…kamu tahu tidak, bintang laut itu hewan yang tidak punya otak? Nah, berbeda dengan bintang laut lainnya, Ulia ini punya otak dan ia pandai sekali. Semua selalu bertanya kepada Ulia.“Ulia, berapakah 10 kerang ditambah 2 kerang?”  “12 kerang, tentunya,” jawab Ulia yakin. Begitu seterusnya. 
Namun, karena kepandaiannya ini, Ulia jadi sombong dan menganggap ia yang paling hebat. Ia suka mengejek bintang laut lainnya dan bertindak semena-mena. Semua bintang laut harus tunduk 

Sampai suatu hari Lea, seekor ikan duyung, berkunjung ke kampung itu. Ia tidak suka melihat kesombongan Ulia.
“Jangan begitu sombong, bisa buncit perutmu,” ujar Lea.
“Oho, perut tidak ada hubungannya dengan kesombongan. Kalau banyak makan, lemak menumpuk di perut, barulah perut bisa buncit. Masak begitu saja kau tidak tahu, Duyung Buncit!” sahut Ulia pongah.
Wah, Lea tersinggung sekali! 
“Mulai sekarang setiap kesombonganmu akan membuatmu buncit, berat, dan melayang ke atas!” tukas Lea dengan marah.
“Hahaha.. Selain buncit, kamu juga bodoh, Duyung. Kalau bertambah berat, seharusnya aku tambah tenggelam, bukan malah melayang ke atas! Belajar dulu kalau mau menyumpahi orang! Hahaha…” Ulia menertawakan Lea yang hanya menyelinap pergi.
Bisakah kamu menebak apa yang terjadi? Ternyata, Lea itu duyung sakti. Ucapannya menjadi kenyataan! 
Walau seharusnya kesombongan tidak bisa membuat buncit, Ulia semakin buncit, berat, dan gendut dari hari ke hari. Dan walau seharusnya semakin berat suatu benda, ia akan semakin terbenam, Ulia malah semakin terangkat ke atas, menuju permukaan lautan!
Ulia panik sekali. Dia tidak mau meninggalkan Kampung Bintang Laut dan bintang-bintang lautnya. Namun, ia tetap menolak untuk menanggalkan kesombongannya.
“Bagaimana, apakah kamu masih makhluk paling hebat di dunia?” tanya Lea saat Ulia sudah berada di permukaan laut.
“Yang pasti aku lebih hebat darimu, Duyung Buncit!” jawab Ulia. Lea semakin marah dan dengan kesaktiannya Ulia semakin besar dan terdorong ke luar dari lautan, menabrak suatu karang besar.
Namun, ajaibnya lagi, Lea juga ikut membesar dan terdorong bersama Ulia menabrak karang itu.  “Kalian berdua sama-sama sombong dan menyalahgunakan kelebihan kalian,” geram suatu suara menggelegar. Suara Dewa Laut!
“Kau, Ulia, seharusnya tidak boleh jadi besar kepala dan semena-mena karena lebih pintar. Kau, Lea, seharusnya bisa mengendalikan amarahmu dan tidak main hukum saja dengan kesaktianmu,” lanjut Dewa Laut. 
Lea dan Ulia saling berpandangan. Dewa Laut benar.  “Maafkan aku, Ulia. Seharusnya bukan begini caraku membuatmu kapok,” ucap Lea pelan. 
“Aku juga minta maaf. Kamu hebat, sakti sekali, bisa membuatku membuncit besar,” ujar Ulia serius.Dewa Laut tersenyum. Makhluk yang diberi kelebihan memang mudah sekali tergoda untuk jadi besar kepala dan menyalahgunakan kehebatan mereka.
Dewa Laut memaafkan mereka. Lea dan Ulia kembali ke ukuran semula dan hidup di bawah laut dengan damai.
Sayangnya, karang yang terkena tubuh mereka sudah keburu berlubang besaaar sekali! Sampai sekarang karang itu masih menjulang besar dengan lubang di tengahnya.
***
A ku memandang Karang Bolong itu dengan kagum. Seorang petugas objek wisata Karang Bolong tersenyum melihatku menatap karang tersebut.
“Lubangnya besar sekali, ya, Pak. Wah, Ulia dan Lea pasti sempat menggelembung besar sekali!” sapaku kepada bapak petugas. Bapak petugas itu menatapku dengan bingung.
“Itu, lo, Pak, bintang laut dan ikan duyung yang sombong! Mereka, kan, yang menyebabkan karang ini bolong.” kataku lagi.
“Hahahaha… Adik pasti mendengar cerita dari Andi, anak pantai sini, ya? Andi itu memang paling suka bikin cerita asal-usul Karang Bolong. 
Soalnya penyebab karang ini bolong masih belum diketahui. Masih jadi misteri. Sementara banyak pengunjung yang bertanya-tanya apa penyebabnya. 
Si Andi jadi suka mengarang cerita untuk menjawabnya.” Jelas bapak petugas. Oalah!