Pendaftaran

Selasa, 07 Juni 2011

Mendidik Itu Ibarat Memasak Makanan Atau Membangun Rumah

Written by Arief Furchan
Monday, 24 August 2009 23:33


Apa persamaan antara mendidik dan memasak makanan atau membangun rumah? Dilihat dari suatu sisi, persamaan itu banyak. Secara umum di masing-masing kegiatan itu ada input, proses, dan produk. Dalam memasak makanan, inputnya adalah bahan mentah (sayur, daging, beras) yang kemudian diproses (dimasak) sehingga menghasilkan produk (makanan yang enak dimakan). Dalam membangun rumah, inputnya adalah bahan bangunan (pasir, batu bata, dsb.) yang kemudian diproses (dicampur dan dibangun) sehingga menghasilkan produk (rumah yang indah). Dalam mendidik, inputnya adalah peserta didik yang belum terdidik, yang kemudian diproses (dilatih, dididik, diajar) sehingga menjadi produk (lulusan yang berpendidikan dengan kualitas tinggi).


Secara rinci, masing-masing kegiatan itu mempunyai:

1. Tujuan yang spesifik;
2. Didasarkan pada suatu rencana;
3. Memerlukan alat untuk memproses;
4. Memerlukan tempat memproses;
5. Proses pelaksanaan rencana dilakukan oleh orang yang terlatih;
6. Dievaluasi sebelum disajikan sebagai produk yang siap dimanfaatkan.

Dalam memasak makanan, tujuan itu adalah menghasilkan makanan yang enak dimakan. Secara spesifik, tujuan itu bisa berupa bakso, soto ayam, atau gado-gado. Dalam membangun rumah atau gedung, tujuan itu adalah menghasilkan rumah atau gedung yang enak dihuni. Secara spesifik, tujuan itu bisa berupa rumah mungil, rumah gadang, apartemen, gedung pertemuan. Dalam mendidik, tujuan itu adalah menghasilkan lulusan yang bermutu tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat. Secara spesifik, tujuan itu bisa berupa lulusan yang lancar berbahasa Arab, hafal Qur’an, ahli di bidang matematika, ahli di bidang pesawat terbang, atau dokter.

Dalam masing-masing kegiatan, tujuan menempati posisi yang amat penting. Tujuan ini akan menentukan rencana yang harus dibuat, proses, dan peralatan yang diperlukan. Sebagai contoh, cara membuat dan alat untuk membuat bakso tentu saja berbeda dari cara membuat dan alat untuk membuat gado-gado. Demikian pula, cara dan peralatan untuk membuat rumah gedung tentu berbeda dari cara dan peralatan untuk membuat rumah dari kayu. Cara dan peralatan yang diperlukan untuk mendidik seorang sarjana teknik tentu berbeda dari cara dan peralatan yang diperlukan untuk mendidik ahli sastra atau ahli fiqh.

Dalam kegiatan membuat makanan, rencana atau prosedur itu disebut resep. Dalam pembuatan rumah atau gedung, rencana itu disebut sebagai blue-print. Dan, dalam kegiatan mendidik, rencana itu disebut sebagai kurikulum, silabus, atau rencana pelajaran. Seperti dikatakan di atas, bentuk rencana ini amat ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai. Tanpa tujuan yang jelas dan spesifik, sulit kiranya untuk membuat rencana yang tepat.

Dalam rencana kegiatan ini biasanya disebutkan bahan (input) apa yang dibutuhkan, berapa jumlahnya, bagaimana spesifikasinya, kondisi idealnya, dsb. Juga disebutkan bagaimana memproses input tersebut sehingga menjadi produk yang diharapkan, serta peralatan apa yang digunakan dan bagaimana cara menggunakannya. Kejelasan rencana ini penting terutama kalau rencana itu harus dilaksanakan oleh orang lain (bukan pembuat rencana atau desainer). Apalagi kalau yang melaksanakan itu orang banyak, seperti halnya di restoran besar, proyek perumahan, atau di perguruan tinggi/sekolah.

Setelah rencana dibuat, maka ditentukan peralatan apa yang diperlukan untuk melaksanakan rencana tersebut. Dalam kegiatan masak-memasak, peralatan ini bisa berupa kompor, alat penggoreng, panci, dlsb. Dalam kegiatan membuat rumah, peralatan ini bisa berupa bulldozer, cangkul, sekop, dlsb. Dalam kegiatan belajar mengajar, peralatan ini bisa berupa komputer, papan tulis, meja belajar, dlsb.

Di samping peralatan, diperlukan juga tempat untuk melakukan kegiatan tersebut. Dalam kegiatan memasak, tempat kegiatan itu biasanya adalah dapur. Dalam pembangunan rumah atau gedung, tempat kegiatan ini bisa berupa lahan tempat gedung itu akan dibangun. Dalam kegiatan pendidikan, tempat kegiatan itu biasanya disebut kampus atau sekolah.

Setelah peralatan dan tempat kegiatan itu ditentukan dan diperoleh, maka ditentukan siapa yang harus melaksanakan rencana tersebut. Dalam proses memasak, pelaksana rencana tersebut biasanya adalah tukang masak. Di restoran yang besar, tukang masak ini jumlahnya bisa besar dan dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya. Ada yang bagian memotong daging, menggoreng, mencampur bumbu, sampai ke bagian menguji kesempurnaan makanan (tukang cicip). Dalam kegiatan pembangunan gedung atau rumah, pelaksana rencana ini adalah para tukang. Ada tukang kayu, tukang besi, tukang tembok, tukang cat, dsb. Demikian juga dalam dunia pendidikan. Para pelaksana rencana ini biasanya disebut guru, dosen, atau pelatih dengan keahlian masing-masing.

Di restoran besar, para tukang masak ini biasanya dikordinasi oleh seorang Koki Kepala. Dialah yang bertanggung jawab atas kualitas makanan yang dihasilkan oleh para tukang masak itu. Dalam pembangunan gedung yang besar, kordinasi terhadap para tukang ini biasanya dilakukan oleh seorang Kepala Proyek. Dialah yang bertanggung jawab atas selesainya proyek tepat pada waktunya, sesuai dengan rencana (blue print) yang telah disepakati, dan dengan kualitas yang telah disepakati pula. Di dunia pendidikan, fungsi kordinasi ini dipegang oleh Kepala Sekolah, Rektor, Dekan, atau Ketua Jurusan (sesuai tingkatan tanggung jawab masing-masing). Dialah yang bertanggung jawab atas selesainya pendidikan siswa/mahasiswa tepat waktu, sesuai dengan kurikulum (rencana pendidikan) yang telah disepakati, dan dengan kualitas lulusan yang telah disepakati di sekolah, jurusan, fakultas, atau universitas tersebut.

Yang tak kalah pentingnya adalah evaluasi. Evaluasi adalah alat kontol kualitas berdasarkan standar kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi produk ini penting terutama kalau makanan, rumah/gedung, dan jasa pendidikan itu ingin dijual ke masyarakat. Dalam proses masak memasak, evaluasi ini dilakukan dengan cara mencicipi masakan. Dalam pembangunan gedung/rumah, evaluasi ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan bangunan tersebut. Dalam bidang pendidikan, evaluasi ini dilakukan melalui ujian akhir sebelum lulus.

Kualitas produk akan sangat ditentukan apakah komponen-komponen tersebut berkualitas baik atau tidak. Apabila salah satu komponen tersebut tidak berkualitas baik, kemungkinan kualitas produknya tidak akan sebaik yang diharapkan. Misalnya rencana yang tidak bagus akan sulit untuk menghasilkan produk yang bagus. Tetapi, rencana yang bagus dan berkualitas belum tentu menghasilkan produk yang bagus kalau proses pelaksanaannya, tenaga pelaksananya, peralatannya, ataupun cara mengevaluasinya atau orang yang mengevaluasinya tidak bagus kualitasnya. Semua komponen itu berinteraksi saling mempengaruhi dalam suatu sistem.

Kepala sekolah, ketua jurusan, dekan, ataupun rektor adalah ibarat kepala proyek atau kepala Koki yang bertanggung jawab atas kualitas produk tersebut. Tugas utama mereka adalah untuk memastikan setiap komponen tersebut berkualitas baik sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik pula.

MEMBANTU ANAK ANDA BERHASIL DI SEKOLAH

Written by Arief Furchan
Saturday, 29 August 2009 14:05



Setiap orang tua pasti ingin anaknya berhasil di sekolah. Orng tua akan merasa sedih kalau melihat anaknya merasa kesulitan belajar dan memperoleh nilai yan kurang baik di sekolah. Berbagai cara akan mereka lakukan untuk membantu anaknya itu: memanggil guru privat, dsb.. Berikut ini adalah beberapa tip yang dapat Anda coba untuk membantu anak Anda sukses di sekolah.

  • Fokuskan pada pekerjaan rumah (belajar di rumah). Untuk setiap mata pelajaran, apakah anak Anda mendapatkan pekerjaan rumah dari gurunya atau tidak, pastikan dia membaca ulang buku catatan pelajaran mereka. Ini akan membantu mereka ketika menghadapi tes atau ujian. Dengan memperhatikan belajar anak di rumah, Anda juga membantu anak Anda siap untuk mengikuti pelajaran esok harinya, dan siap untuk bertanya kepada gurunya kalau ada sesuatu yang tidak ia mengerti.
  • Bantulah dia membuat jadwal belajar yang teratur. Ini akan membantu anak Anda mempunyai kebiasaan yang tertib dan itu akan dibawanya dalam hidupnya di masa depan.
  • Usahakan catatan anak Anda rapi dan jelas. Ketika anak Anda menerapkan tip no. 1, Anda dapat membantunya ”sambil menyelam minum air” dengan meningkatkan kualitas catatan pelajarannya. Pastikan catatan pelajaran anak Anda berisi semua informasi yang perlu dia ketahui. Mintalah dia menggaris bawahi poin-poin yang terpenting. Buku catatan yang penuh dengan kata-kata yang dicoret dan bercak-bercak tinta perlu ditulis ulang agar rapi dan enak dibaca. Catatan yang penuh coretan dan kotor dapat membuat anak Anda malas membacanya, apalgi mempelajarinya.
  • Usahakan tas sekolahnya rapi dan bersih. Setidaknya sekali seminggu, mintaloah anak anak mengosongkan tas sekolahnya dan membersihkannya. Anda mungkin akan terkejut oleh apa yang ditemukannya. Seringkali catatan atau pekerjaan rumah yang ”hilang” akan ketemu ketika dia menata kembali isi tasnya. Oleh karena itu, sebaiknya mintalah anak Anda membersihkan tas sekolahnya ini di tengah minggu, malam Kamis mungkin yang terbaik. Sesudah beberapa kali melakukannya, insya Allah anak Anda akan menjadi semakin rapi secara alami.
  • Ajari anak Anda menggunakan waktu secara efisien. Kalau anak Anda menemui kebuntuan pada suatu pekerjaan rumah, mintalah dia meninggalkan dulu soal itu dan melanjutkan ke soal berikutnya. Kalau tidak, dia akan merasa frustasi dan rasa frustrasi itu akan mengganggu konsentrasi belajarnya. Dia dapat kembali ke soal itu lagi nanti. Mungkin saat itu, soal tadi akan tampak lebih jelas.
  • Ajari anak Anda untuk selalu memandang ke depan (mengantisipasi). Ajari anak Anda untuk menggunakan rencana/jadwal sekolah atau jadwal belajarnya sendiri untuk mengantisipasi apa yang perlu dia lakukan berikutnya. Doronglah dia untuk melakukan sedikit pekerjaan ekstra, meskipun ketika pekerjaan rumah itu tampaknya sudah selesai untuk hari itu. Menjelang ujian atau tes, pastikan anak Anda tidak ngebut belajar menjelang hari ujian. Ini akan membuat dia merasa ngantuk, pusing, dan kacau pada waktu ujian.
  • Ajari anak Anda mencari informasi dengan cerdas. Kadang-kadang anak Anda diminta oleh gurunya untuk mencari informasi di internet untuk menyelesaikan suatu tugas. Kalau itu terjadi, berhati-hatilah ketika anak Anda menggunakan internet. Internet memang merupakan sumber informasi yang bagus, tetapi internet dapat sangat mengganggu perhatian anak Anda. Karena begitu banyaknya informasi yang ada di internet, anak Anda mungkin akan membuang banyak waktu berpindah-pindah dari satu topik ke topik yang lain dan tidak segera memilih topik tertentu untuk dikerjakan dalam tugasnya. Sekali-sekali ajaklah anak Anda ke perpustakaan untuk mencari informasi (melakukan penelitian pustaka). Ia akan menemukan banyak informasi yang berguna dan mempelajari berbagai ketrampilan meneliti.
  • Memanfaatkan teknologi. Bantulah anak Anda untuk belajar menggunakan komputer secara efektif guna mengerjakan tugas sekolahnya. Di aman sekarang ini, ketrampilan menggunakan komputer merupakan salah satu ketrampilan yang diperlukan untuk belajar dan bekerja. Biarkan dia melakukan eksperimen dengan PowerPoint, Publisher, Front Page, dan program-program lainnya. Bantulah anak Anda belajar mengetik secara efektif dengan menggunakan Word. Belikan CD ROM yang bagus seperti Ensiklopedia anak, dan CD pendidikan lainnya.
  • Bantulah anak Anda menemukan cara belajar yang terbaik. Untuk setiap mata pelajaran atau pekerjaan rumah, anak Anda harus menemukan cara tebaik untuk mempelajarinya. Pada mulanya ini mungkin dilakukan dengan cara mencoba-coba. Kalau hasilnya positif, bisa diteruskan. Kalau hasilnya kurang positif, mungkin ada sesuatu yang kurang benar dan perlu dicari penyebabnya. Ada anak yang mungkin harus menulis ulang pelajaannya untuk bisa mengingatnya dengan baik, ada yang mungkin harus membacanya dengan suara keras, dan ada pula yang mungkin perlu memeragakannya atau mencoba melakukannya untuk dapat memahaminya. Begitu cara terbaik itu dapat ditemukan, hasil belajar insya Allah akan meningkat.
  • Tetapkan prioritas. Anak Anda harus belajar menetapkan prioritas apa-apa yang dia harus kerjakan. Pekerjaan sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler harus menjadi prioritas utama. Jelaskan hal ini kepada anak Anda dan bantulah dia mentaati prioritas ini.Berkomunikasilah dengan guru anak Anda. Ini berlaku bagi Anda sebagai orang tua maupun bagi anak Anda. Artinya, kalau ada keraguan tentang suatu tugas, hubungi guru anak Anda. Doronglah anak Anda untuk bertanya kepada gurunya kalau ada sesuatu yang tidak jelas. Anak Anda dapat melakukan hal ini sesudah pelajarn selesai atau pada hari berikutnya. Ini juga akan membantu anak Anda mengembangkan ketrampilan berkomunikasi yang penting dan membangun rasa percaya dirinya.
  • Ajari anak Anda berdoa. Yakinlah bahwa Ilmu berasal dari Tuhan. Oleh karena itu, ajari anak Anda untuk memohon kepada Tuhan agar diberi ilmu dan dimudahkan dalam mencari ilmu yang bermanfaat. Anjurkan dia untuk berusaha keras untuk berhasil namun tetap sabar apabila hasilnya belum sesuai dengan keinginan. Bertawakkal kepada Tuhan akan menghindarkan dia dari rasa frustasi dan stress kalau gagal. Beritahu dia bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Yang terpenting, ia harus selalu siap untuk bangkit kembali apabila menemui kegagalan. Iniah mental calon juara.